Jurnal Distributed Computing
Nama Kelompok : Adham Bachtiar
Agung Sergio
Galih Ramdhani
ABSTRAK
Dalam ilmu komputer, komputasi
terdistribusi mempelajari penggunaan terkoordinasi dari komputer yang secara fisik terpisah atau terdistribusi.
Sistem terdistribusi membutuhkan perangkat lunak yang berbeda dengan sistem
terpusat. Distributed computing merupakan bidang ilmu
komputer yang mempelajari sistem terdistribusi.Sebuah sistem terdistribusi
terdiri dari beberapa komputer otonom yang berkomunikasi melalui jaringan
komputer. Komputer yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
bersama. Suatu program komputer yang berjalan dalam sistem terdistribusi
disebut program didistribusikan, dan didistribusikan pemrograman adalah proses
menulis program tersebut. Distributed computing juga mengacu pada penggunaan
sistem terdistribusi untuk memecahkan masalah komputasi. Dalam distributed
computing, masalah dibagi menjadi banyak tugas, masing-masing yang diselesaikan
oleh satu komputer.
Kata kunci :
Distribusi, distributed, internet, computing, komputasi
BAB I
PENDAHULUAN
Distributed computing merupakan
bidang ilmu komputer yang mempelajari sistem terdistribusi.Sebuah sistem
terdistribusi terdiri dari beberapa komputer otonom yang berkomunikasi melalui
jaringan komputer. Komputer yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
bersama. Suatu program komputer yang berjalan dalam sistem terdistribusi
disebut program didistribusikan, dan didistribusikan pemrograman adalah proses
menulis program tersebut. Distributed computing juga mengacu pada penggunaan
sistem terdistribusi untuk memecahkan masalah komputasi. Dalam distributed
computing, masalah dibagi menjadi banyak tugas, masing-masing yang diselesaikan
oleh satu komputer. [1]
Tujuan dari komputasi terdistribusi
adalah menyatukan kemampuan dari sumber daya (sumber komputasi atau sumber
informasi) yang terpisah secara fisik, ke dalam suatu sistem gabungan yang
terkoordinasi dengan kapasitas yang jauh melebihi dari kapasitas individual
komponen-komponennya.
Tujuan lain yang ingin dicapai dalam
komputasi terdistribusi adalah transparansi. Kenyataan bahwa sumber daya yang dipakai oleh
pengguna sistem terdistribusi berada pada lokasi fisik yang terpisah, tidak
perlu diketahui oleh pengguna tersebut. Transparansi ini memungkinkan pengguna
sistem terdistribusi untuk melihat sumber daya yang terpisah tersebut
seolah-olah sebagai satu sistem komputer tunggal, seperti yang biasa
digunakannya.
Salah satu masalah yang dihadapi
dalam usaha menyatukan sumber daya yang terpisah ini antara lain adalah
skalabilitas, dapat atau tidaknya sistem tersebut dikembangkan lebih jauh untuk
mencakup sumber daya komputasi yang lebih banyak. [1]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arsitektur Distibuted Computing
Banyak arsitektur
perangkat lunak dan keras yang bervariasi yang digunakan untuk komputasi
terdistribusi. Pada tingkat yang lebih rendah, penghubungan beberapa CPU dengan menggunakan jaringan sangat dibutuhkan. Pada tingkat yang lebih
tinggi menghubungkan proses yang berjalan dalam CPU tersebut dengan sistem
komunikasi juga dibutuhkan.
Arsitektur umum yang
memungkinkan sistem terdistribusi antara lain: [2]
§ klien-server: klien menghubungi server untuk pengambilan data, kemudian
server memformatnya dan menampilkannya ke pengguna.
§ arsitektur N-tier: N-Tier biasanya menunjuk ke aplikasi web
yang menyalurkan lagi permintaan kepada pelayanan enterprise. Aplikasi jenis
ini paling berjasa bagi kesuksesan server aplikasi.
§ Tightly coupled: biasanya menunjuk kepada satu set mesin
yang sangat bersatu yang menjalankan proses yang sama secara paralel, membagi tugas dalam
bagian-bagian, dan kemudian mengumpulkan kembali dan menyatukannya sebagai
hasil akhir.
§ Peer-to-peer: sebuah arsitektur di mana tidak terdapat
mesin khusus yang melayani suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya
dalam jaringan. Dan semua kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal
sebagai peer.
§ Service oriented di mana sistem diatur
sebagai satu set pelayanan yang dapat diberikan melalui antar-muka standar.
§ Replicated repository: Di mana repository dibuat
replikanya dan disebarkan ke dalam sistem untuk membantu pemrosesan online/offline
dengan syarat keterlambatan pembaharuan data dapat diterima.
2.2 Infrastruktur Distributed Computing
Berikut ini adalah infrastruktur dari
distributed computing :
§ Remote procedure call — This high-level
communication mechanism allows processes on different machines to communicate
using procedure calls even though they don't share the same address space.
2.3 Proyek Menggunakan Distributed
Computing
Komputasi terdistribusi pada dasarnya
adalah sebuah infrastruktur yang menghubungkan sebuah komputer dengan komputer
lain di seluruh dunia yang bertujuan untuk melakukan suatu komputasi yang rumit
sehingga suatu proyek yang rumit dan memakan waktu lama oleh satu superkomputer
hanya membutuhkan waktu yang lebih sedikit jika dilakukan dengan sistem
komputasi terdistribusi. Sebagai gambaran superkomputer tercepat per Juni 2005
yang dipegang oleh Bluegene/L memiliki kecepatan komputasi 136.800 GFlops atau
136,8 TFlops. Sedangkan sebuah komputer Pentium 4 memiliki kecepatan rata-rata
1.3 GFlops. Menurut buku rekor Guinness, proyek seti@home sejak diluncurkan
pada 17 Mei 1999 hingga Juli 2001 telah mencapai komputasi sebesar 890 ZFlops.
[2]
2.3.1 GRID
GRID
adalah suatu proyek yang menggunakan sistem komputasi terdistribusi yang
bertujuan untuk penelitian terhadap kanker, antraks, cacar dan proyek Human
Proteome Folding Project. Per 13 September 2005, GRID telah memiliki 1.283.184
user dengan total 3.380.882 komputer dengan cpu time mencapai 434.312 tahun 27
hari 8 menit 30 menit 7 detik.
Daftar Negara dengan cpu time tertinggi
No. Negara Total cpu time
(tahun:hari:jam:menit:detik)
1 Anonymous 151,308:136:09:28:33
2 Amerika
Serikat 124,834:135:15:34:40
3 Britania
Raya 35,955:281:11:09:43
4 Jepang 32,775:327:21:51:18
5 Kanada 12,333:241:20:12:52
6 Jerman 8,791:172:04:10:58
7 Belanda 6,367:225:21:41:59
8 Republik
Tiongkok 5,132:325:02:46:00
9 Australia 4,064:029:21:59:46
10 Polandia 3,902:223:23:12:50
...
56 Indonesia
113:359:05:52:47
2.3.2 BOINC
BOINC atau Berkeley Open Infrastructure
for Network Computing (BOINC) adalah sebuah infrastruktur komputasi
terdistribusi yang dikembangkan oleh tim dari University of California,
Berkeley Amerika Serikat. Perangkat lunaknya sendiri gratis dan open source
yang dirilis di bawah GNU Lesser Public License. BOINC sendiri terdiri atas
beberapa proyek.
2.3.3 SETI@home
SETI@home adalah proyek yang menggunakan
sistem komputasi terdistribusi untuk melakukan perhitungan terhadap
sinyal-sinyal dari angkasa luar yang sebagian besar berasal dari teleskop radio
Arecibo untuk mencari kandidat terbaik bagi sinyal yang berasal dari
extraterrestrial intelligence atau kecerdasan dari luar angkasa.
2.3.4 Climateprediction@net
Climateprediction@net adalah proyek yang
menggunakan sistem komputasi terdistribusi untuk melakukan perhitungan rumit
terhadap perubahan iklim.
2.3.5 Einstein@home
Einstein@home adalah proyek yang
menggunakan sistem komputasi terdistribusi untuk melakukan pencarian terhadap
bintang neutron berputar atau disebut juga pulsar dengan menggunakan data dari
LIGO dan detektor gelombang gravitasi GEO.
2.3.6 LHC@home
LHC@home adalah proyek yang menggunakan
sistem komputasi terdistribusi untuk melakukan simulasi perjalanan partikel di
dalam sebuah Large Hadron Collider (LHC) yaitu sebuah mesin yang mempercepat
partikel di dalam ruangan berbentuk donat. LHC@home sendiri menghasilkan
komputasi sebesar LHC 15 Petabytes atau 15 juta Gigabytes per tahun.
2.3.7 Predictor @home
Predictor@home adalah proyek yang menggunakan
sistem komputasi terdistribusi untuk melakukan perhitungan terhadap kemungkinan
hubungan antara protein dengan suatu penyakit.
Daftar Negara dengan nilai tertinggi untuk total
seluruh proyek BOINC
(per 13 September 2005)
No. Negara Total
cpu time (tahun:hari:jam:menit:detik)
1 Amerika
Serikat 1,610,092,672
2 Jerman 427,299,744
3 Britania
Raya 371,713,792
4 Kanada 191,907,664
5 Australia 111,986,128
6 Perancis 107,182,224
7 Belanda 95,328,368
8 Jepang 85,162,256
9 Italia 72,938,888
2.3.8 GIMPS
Great Internet Mersenne Prime Search (GIMPS)
adalah sebuah proyek yang menggunakan sistem komputasi terdistribusi untuk
melakukan perhitungan untuk mencari bilangan-bilangan yang merupakan bilangan
prima Mersenne yaitu sebuah angka dengan rumus :
Mn = 2n − 1.
Delapan bilangan prima Mersenne terbesar
ditemukan dengan menggunakan GIMPS. Bilangan prima Mersenne terbesar saat ini
memiliki 9.808.358 digit angka. Lihat pula artikel mengenai bilangan prima
terbesar yang diketahui.
PENUTUP
REFERENSI
ONLINE
:
[1] Revida, Sistem
Terdistribusi : http://revida.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../01+Pengenalan+Sistem+Terdistribusi.pdf
(diakses 15 april 2017)
0 comments:
Post a Comment