Tuesday, January 3, 2017

Mengakui Kesalahan Diri Sendiri (Tugas Softskill 3)



Softskill Tugas Ke – 3
Galih Ramdhani
53413628
4IA12

Mengakui Kesalahan Diri Sendiri
            Menurut saya mengakui kesalahan merupakan suatu sikap mulia, berani dan juga berjiwa besar.     Mengakui kesalahan bukanlah pertanda kelemahan kita. Justru diperlukan kekuatan yang luar biasa besar untuk mampu melihat dan mengakui kesalahan yang telah kita perbuat. Terlebih lagi untuk meminta maaf sekaligus membangun komitmen baru untuk memperbaikinya. Maka, sebagai manusia kita takkan bisa mencapai kesempurnaan. Hanya Allah saja yang Maha Sempurna. Kebijakan serta pelajaran hidup takkan tercapai dengan mengejar kesempurnaan. Namun, kesalahan adalah teman terbaik yang membisikkan bagaimana kita sebaiknya bertindak.
             Dengan mengakui kesalahan, kita membungkam semua celotehan dan mengubahnya menjadi rasa hormat. Yang perlu kita lakukan adalah bertindak benar. Salah satunya, kita harus berani mengakui kesalahan. Saat kanak-kanak dulu, betapa ngerinya kita mengakui kesalahan. Kita pasti akan dihukum berdiri di depan kelas, atau menerima jeweran, yang meski tak menyakitkan namun membuat hati terluka. Kita tahu, kita dihukum bukan karena mengakui kesalahan, namun karena tak mau mengakui kesalahan pada waktunya.  Bahkan, kini pun masih banyak orang takut mengakui kesalahan. Padahal, dengan mengakui kesalahan dan bersedia menerima konsekuensinya, kita dapat tertidur dengan tenang di malam hari. Kita pun tak perlu takut untuk bangun keesokan harinya.
 Ada keuntungan yang dapat diperoleh dari pengakuan kesalahan yaitu: 
  1. Tidak akan panjang-panjang berkutat dalam masalah yang itu saja (cepat selesai)
  2. Image diri akan dicap sebagai orang yang jujur (mau mengakui kesalahan) dan dapat dipercaya
  3. Membuat orang lain lebih cepat dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah
  4. Tidak akan mendapatkan cap sebagai “maling”

            Mengakui kesalahan merupakan salah satu modal menjadi seorang pemimpin. Hal ini dikarenakan, seorang pemimpin yang baik mau bertanggung jawab atas perbuatan dirinya sendiri. Dengan mengakui kesalahan berarti berani bertanggung jawab dan menuntaskan perbuatannya sendiri. Baiknya ketika kita mengetahui jika kita salah kita harus mudah mengucapkan maaf saya salah atau maaf saya kurang teliti.  Jangan sampa rasa gengsi ataupun rasa egois yang ada pada diri kita membuat kita menjadi seseorang yang buruk karena tidak mengakui kesalahan diri sendiri. Seperti contoh jika kita dilingkungan pertemanan dan membuat janji ingin belajar kelompok dan telat akui saja sjika kamu salah karena tidak bisa on time. Kita cukup memberikan pejelasan apa yang kita alami. Inshallah sih teman kita itu bisa mengerti keadaan yang kita sedang alami.
            ketimbang kita mengevaluasi dan mencari kesalahan orang lain, mengapa kita tidak memulainya dari diri kita sendiri? Lakukanlah evaluasi diri sendiri, kesalahan apa yang kita lakukan yang juga mungkin menyakiti orang lain. Sadari, akui kesalahan kemudian meminta maaflah terlebih dahulu ketimbang menunggu orang lain. Hampirilah kedamaian ketimbang menunggu kedamaian.
Belajar Meminta Maaf
            Setelah kamu sadar dan mengakui kesalahanmu, sekarang waktunya memikirkan cara meminta maaf. Emang sih, meminta maaf dapat dilakukan dengan cara apapun. Mulai lewat telepon, chat, maupun sepucuk surat yang akan bermakna bagi si penerima. Tapi tentunya, minta maaf secara tatap muka langsung jauh lebih baik daripada melalui media apapun. Hal ini karena kita dapat melihat reaksi lawan bicara.
Selain itu, meminta maaf pun ada trikny, yaitu:
1. Mendengarkan baik-baik jika kamu dimarahi, biarkan orang itu menumpahkan kemarahan mereka. Usahakan untuk nggak menyela atau mendebatnya. Saat dirasa amarahnya sudah mereda, barulah kamu dapat menjelaskan alasan dibalik kesalahanmu dan meminta maaf.
 2. Menyebutkan kesalahan dan penyeselanmu kamu dan sahabat bertengkar karena kamu membocorkan rahasianya ke teman lain? Well, pantas saja dia marah! Mulailah dengan berkata, “Aku salah telah membocorkan rahasiamu ke mereka. Maafkan aku, aku jadi nggak enak sama kamu,”
 3. Berjanji akan memperbaiki diri permintaan maafmu nggak akan bermakna jika kamu mengulang kembali kesalahanmu. Kamu pun dituntut untuk sungguh-sungguh memperbaiki diri. Kalau kamu dimarahi ortu karena melanggar jam malam saat hang out, lalu kamu meminta maaf dan mengulanginya lagi dengan pulang larut malam pada minggu depannya, udah pasti kamu bakal makin nggak dipercaya sama ortumu kan?

0 comments:

Post a Comment